Paus Fransiskus
Maret 2013, Paus Benediktus XVI menyatakan mundur. Usianya kala itu sudah sepuh, 85 tahun. Kondisi fisiknya tak memungkinkan menjalankan tugas berat sebagai pemimpin Takhta Suci Vatikan.
Maka, mulai 12 Maret 2013 digelarlah konklaf, pemilihan Paus baru oleh para kardinal. Tak ada calon kuat saat itu.
Namun, Kardinal Wina, Christoph Schonborn yang digadang-gadang sebagai salah satu calon justru mendapat firasat kuat yang mengarah sosok lain: Jorge Mario Bergoglio. Dan ia bukan satu-satunya yang merasakan hal tersebut.
Padahal, Bergoglio, yang kala itu menjadi Kardinal Argentina tak menonjol keberadaannya. "Kami diarahkan Roh Kudus ke orang tersebut, ia duduk di sudut, di ujung Kapel Sistina (Sistine Chapel). Dialah sosok pilihan," kata Kardinal Schonborn seperti dikutip dari situs Telegraph.
Pria di pojokan itu juga tak ada dalam daftar calon potensial yang dikantungi para ahli Vatikan.
Setidaknya, ada 2 firasat atau pertanda supranatural yang didapat Schonborn. Salah satunya ketika bertemu pasangan dari Amerika Latin yang adalah sahabatnya usai misa khusus. Beberapa jam sebelum konklaf. Ia yakin, petunjuk itu datang dari Tuhan.
Schonborn bertanya, jikalau ada hal yang ingin mereka sampaikan. Dan, "Perempuan itu berbisik di telingaku, 'Bergoglio'," kata dia.
Sementara, firasat yang lain, yang dirasakan dalam konklaf tak bisa ia ungkap secara detail. Pada 13 Maret 2013, asap putih keluar dari cerobong Kapel Sistina. Paus baru terpilih. Dia adalah Jorge Mario Bergoglio yang mengambil nama Paus Fransiskus, untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi yang mengasihi orang miskin dan hidup sederhana.
Bergoglio adalah imam Yesuit pertama yang terpilih sebagai seorang Paus. Dia juga pemimpin umat Katolik pertama dari benua Amerika, dari Dunia Baru, dan dari belahan Selatan bumi. Dia adalah Paus non-Eropa pertama selama 1.272 tahun terakhir.
Sosok Tak Biasa
Sejak hari pertama terpilih, Paus Fransiskus menunjukkan bahwa dia 'tidak biasa'. Pria asal Argentina itu mengguncang kemapanan Vatikan dengan menerabas berbagai tradisi kepausan, mendeklarasikan diri sebagai 'Paus milik rakyat'.
Dia memilih tinggal di guesthouse dan menolak tinggal di Istana Apostolik yang megah; naik Ford Focus alih-alih mobil dinas Mercedes-Benz M-Class SUV. Tanpa kaca antipeluru.
Cara pendekatannya pun beda, dari hati ke hati dengan sesama manusia. Ia memilih menggelar misa Kamis Agung di penjara anak-anak di Casal del Marmo, Roma, Italia. Bukan di Basilika Santo Petrus atau Basilika Agung Santo Yohanes Lateran yang megah.
Di sana, Paus membasuh dan mencium kaki 12 penghuni penjara, yang rata-rata masih muda. Dua di antaranya adalah perempuan, salah satunya adalah seorang muslim.
Paus juga menelepon seorang perempuan yang hamil di luar nikah, juga seorang gay. Ia juga menyebut Palestina sebagai sebuah negara. Namun, tak ada ampun buat koruptor. Mereka pantas diikat batu dan dilempar ke laut.
"Yesus berkata: adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut," kata Paus mengutip Injil Lukas dalam Perjanjian Baru, seperti dikutip dari Telegraph.
Paus juga terang-terangan menentang mafia. Juga ISIS yang kekejamannya merajalela. Untuk 2 hal itu, keselamatannya bisa jadi terancam.
Sumber: Today in History
Tidak ada komentar:
Posting Komentar