Marie-Alphonsine Danil Ghattas
Mariam Baouardy
Paus Fransiskus resmi mentahbiskan dua perempuan Palestina menjadi orang kudus atau santa. Proses yang dikenal sebagai kanonisasi ini dilakukan kepada Marie-Alphonsine Danil Ghattas dan Maryam Baouardy.
Marie merupakan seorang suster asal Palestina yang mendirikan kesusteran Rosario Suci di Yerusalem serta jemaat Nasrani Arab pertama di kota kelahirannya. Sementara, Maryam adalah wanita Bethlehem yang merupakan pendiri biarawati Carmelite.
Upacara suci ini dilakukan di Basilika Santo Petrus. Para pemimpin Palestina seperti Presiden Mahmoud Abbas juga hadir dalam acara tersebut.
Dalam pernyataan resminya, pemimpin umat Katolik sedunia ini menyebut Marie dan Maryam pantas diberi gelar santa. Karena, mereka kehidupan mereka di Palestina pada tahun 1800-an merupakan contoh baik, bukan cuma bagi umat Nasrani tetapi untuk umat Muslim dan Yahudi.
"(Kanonisasi 2 wanita Palestina) ini adalah tanda dari zaman moderen. Di mana kita bisa bicara soal berbagai agama tanpa ada diskriminasi," sebut Paus.
Paus menambahkan, kanonisasi tersebut pun merupakan satu sejarah baru. Sebab, sejak zaman rasul tidak pernah ada dua warga Palestina yang ditahbiskan jadi santo atau santa.
Presiden Abbas setelah upacara, menyambut baik proses ini. Dia menjelaskan, kanonisasi sangat penting bagi terbentuknya negara Palestina yang berdaulat dan didasarkan persamaan hak.
"Tekad kami adalah mendirikan Palestina yang berdaulat, mandiri, bebas serta berdasarkan prinsip kewarganegaraan yang sama," ucap Abbas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar