Bunda Maria dikenal oleh umat Katolik sebagai ibu dari Yesus, sang perawan terpilih yang dipercayai oleh Allah melahirkan Juruselamat dunia. Akan tetapi Bunda Maria juga sekaligus Bunda atau ibu dari seluruh umat manusia di dunia. Dia adalah ibu yang penuh kasih dan lembut hati, Maria sebagai ibu yang setia mendampingi perjalanan hidup anak-anaknya seperti halnya dahulu Maria dengan setia dan penuh cinta mendampingi perjalanan salib Yesus. Bunda Maria sebagai ibu kita semua telah diucapkan sendiri oleh Yesus sesaat sebelum Ia wafat di atas kayu salib ketika Ia menyerahkan Maria kepada Yohanes murid-Nya sebagai ibu (lih. Yoh. 19:26-27), dan dengan demikian sejak saat itu pula Maria menjadi ibu sekalian umat manusia.
Sebagai seorang ibu yang mencintai anak-anaknya, Bunda Maria senantiasa membuka dirinya untuk mendengarkan segala sesuatu yang disampaikan kita kepadanya. Ia menjadi perantara kita kepada Yesus sebagai saudara sulung kita, dan kepada Allah Bapa di surga. Oleh sebab itu dengan kepercayaan dan iman kita sebagai orang Katolik yang mencintai dan menghormati Bunda Maria, maka tak segan pula kita berdoa kepada Yesus melalui Bunda Maria. Kita percaya bahwa apa saja yang kita sampaikan melalui Bunda Maria, maka akan disampaikannya pula kepada Yesus dan kepada Bapa.
Berdoa kepada Yesus dengan perantaraan Bunda Maria menjadi amat lazim di kalangan umat Katolik. Jika kita berdoa kepada Bunda Maria sebenarnya apa yang diharapkan terjadi? Pertama-tama perlu ditekankan dan dijelaskan bahwa doa itu tidak mengubah Maria, melainkan sepatutnya mengubah kita yang memohon doa kepadanya itu. Maria yang penuh kasih itu menanggapi kasih Allah kepadanya dan kepada kita umat manusia. Kasih Maria yang terwujud selama hidupnya itu diabadikan dalam eksistensi surgawinya. Seperti halnya kasih Allah dan Yesus merangkul semua manusia, demikian pula kasih Maria yang ilahi itu merangkul mereka semua. Jadi jika kita memohon doa pada Bunda Maria, maka kita secara tidak langsung menyatakan keinginan untuk ikut serta menerima kasih Allah melalui Maria dan sekaligus ikut menyatukan kasih dengan kasih Maria kepada Allah dan Yesus. Dengan kata lain kita ingin agar apa yang telah terwujud dalam diri Bunda Maria terwujud pula dalam diri kita.
Doa-doa kepada Bunda Maria misalnya seperti doa rosario, doa novena tiga kali Salam Maria, doa Litani Santa Maria, dan lain-lain kerap kali didoakan oleh umat Katolik baik secara pribadi maupun berkelompok. Dari sekian banyak bentuk doa kepada Bunda Maria, satu struktur doa yang paling umum dan resmi yaitu doa “Salam Maria” yang selengkapnya baru muncul menjelang tahun 1500. Doa “Salam Maria” memang merupakan satu bentuk doa resmi Gereja yang pendek dan sederhana. Doa ini hampir selalu ada di dalam setiap bentuk-bentuk doa lainnya yang ada di dalam Gereja Katolik.
Doa “Salam Maria” terdiri dari 2 bagian: bagian pertama merupakan penyatuan 2 ayat Injil Lukas yaitu salam yang disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria (Luk. 1:28) dan pujian yang diucapkan Elisabet (Luk. 1:42) Pujian ini maksudnya memuji Maria sebagai orang pilihan Allah dan ibu Yesus, pujian ini terarah kepada Maria sendiri tetapi dasarnya bukan Maria, melainkan Allah dan Yesus Kristus. Pujian ini tak lain merupakan ungkapan rasa kagum terhadap Maria sebagai hasil karya Allah atau masterpiece Allah. Sedangkan bagian kedua dari doa “Salam Maria” ini merupakan doa permohonan yang ditujukan kepada Bunda Maria sendiri. Permohonan ini merupakan permohonan agar Bunda Maria berkenan mendoakan si pendoa.
Bagian Pertama Doa “Salam Maria”
Salam Maria
Secara harafiah berarti “bergembiralah Maria”. Salam malaikat Gabriel ini membuka doa Ave. Allah sendiri yang memberikan salam itu melalui malaikat Gabriel yang diutus-Nya. Doa kita berani mengambil alih salam kepada Maria, dengan memandang hamba yang hina (bdk. Luk. 1:48), seakan-akan dengan mata Allah dan mengambil bagian dalam kegembiraan yang Allah alami karena Maria. (bdk. Zef. 3:17b)
Penuh rahmat, Tuhan sertamu
Maria penuh rahmat, karena Tuhan ada sertanya. Rahmat yang memenuhi dia seluruhnya adalah kehadiran Dia yang merupakan sumber segala rahmat. “Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai Puteri Yerusalem!... Tuhan Allahmu ada di antaramu.” (Zef. 3:14.17a) Maria, yang didalamnya Tuhan sendiri berdiam, merupakan puteri Sion secara pribadi, Tabut Perjanjian dan tempat di mana kemuliaan Tuhan bertahta. Ia adalah “kemah Allah di tengah-tengah manusia” (Why. 21:3). “Penuh rahmat”, Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia yang mengambil tempat tinggal di dalamnya dan hendak ia berikan kepada dunia.
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus
Pada bagian ini setelah salam yang diberikan oleh malaikat Gabriel, kita beralih kepada sapaan yang diucapkan oleh Elisabet ketika Maria mengunjungi dia. Elisabet yang dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus (Luk. 1:41) merupakan orang pertama dari sederetan panjang angkatan-angkatan yang menyebut Maria bahagia. Maria diberkati di antara semua perempuan (Luk. 1:42), karena ia telah percaya bahwa Sabda Allah akan dipenuhi. Maria diberkati karena ia dengan penuh iman telah menjawab “Ya” pada kehendak Allah. Atas dasar iman, semua bangsa mendapat berkat melalui Abraham (Kej. 12:2-3), dan atas dasar iman, Maria telah menjadi Bunda sekalian kaum beriman. Karena Marialah, semua bangsa di dunia dapat menerima Dia yang adalah berkat Allah sendiri : “Yesus, buah tubuhmu yang terpuji.”
Bagian Kedua Doa “Salam Maria”
Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami
Elisabet yang merasa heran dan terkejut “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk. 1:43), juga menjadi keheranan kita karena Maria telah berkenan menjadi Bunda kita dan hendak membawakan Yesus Puteranya kepada kita. Maria yang adalah Bunda Tuhan telah menjadi Bunda kita manusia yang berdosa ini. Maria yang tak bernoda mencintai kita yang berdosa dan dengan kelembutan hatinya, Maria mau mendengarkan dan menerima segala kesusahan, keluh kesah dan permohonan kita. Maria bukan sekedar menerima dan mendengarkan begitu saja kemudian dilupakan atau diabaikan, namun Maria membawa segala permohonan dan ungkapan hati kita itu kepada Yesus, ia menyampaikan segala persoalan kita kepada Yesus. Maria berdoa bagi kita semua, sebagaimana ia berdoa bagi dirinya sendiri : ”Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38) Kalau kita mau mempercayakan diri kepada doa-doanya, maka itu berarti bahwa kita pun menyerahkan diri bersama Maria kepada kehendak Allah. Kita menyerahkan diri melalui doanya yang amat luhur “Jadilah kehendak-Mu”.
Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati
Ketika kita berdoa dan menyampaikan permohonan kita kepada Bunda Maria supaya ia mendoakan kita, maka pada saat itu kita pun menyadari dan mengakui diri sebagai orang-orang berdosa yang membutuhkan belas kasihan, dan segera berpaling kepada “Bunda Kerahiman” yang kudus seutuhnya. Maria yang tanpa cela dan noda dosa meneruskan permohonan kita dan menyatukannya dengan doa-doanya yang suci dan murni. Hatinya yang murni seakan ikut menyucikan doa dan permohonan kita. Kita mempercayakan diri kita kepadanya “sekarang”, dalam kehidupan kita saat ini, hari ini. Setelah mempercayakan diri hari ini kepadanya, maka kepercayaan kita itu akan meluas lagi sehingga kita pun segera mempercayakan diri kita, kehidupan kita di waktu yang akan datang, bahkan pada “waktu kematian kita” kepadanya pula. Kita berdoa dan berharap semoga di waktu akhir hidup kita itu, Maria bunda kita yang berbelas kasih berkenan sungguh-sungguh hadir, seperti pada waktu kematian Yesus Puteranya di atas kayu salib, dan semoga ia menerima kita pada waktu kematian kita sebagai ibu kita. Dengan kehadirannya dan penyertaannya, kita percaya bahwa pada saat ajal kita nanti, Bunda Marialah yang akan menghantar dan mengiringi perjalanan kita menuju kepada persatuan dengan Puteranya Yesus Kristus dan akhirnya memasuki kebahagiaan abadi bersama-Nya di Firdaus yang telah dijanjikan-Nya itu. Bunda Maria merupakan jalan menuju Yesus yang akan membawa kita kepada Bapa di surga. Kita sungguh berharap dengan pertolongan dan doa-doa dari Bunda tersuci ini, kita akan beroleh keselamatan dan hidup kekal.
Doa “Salam Maria” yang amat pendek dan sederhana ini hampir setiap saat didoakan oleh kita sebagai umat Katolik yang beriman. Semoga doa-doa ini pun semakin membawa kita untuk lebih lagi menghormati Bunda Kristus dan mencintainya sebagaimana kita mencintai Kristus sendiri. “Bunda Maria, doakanlah kami anak-anakmu...”
Sumber: www.carmelia.net
Sebagai seorang ibu yang mencintai anak-anaknya, Bunda Maria senantiasa membuka dirinya untuk mendengarkan segala sesuatu yang disampaikan kita kepadanya. Ia menjadi perantara kita kepada Yesus sebagai saudara sulung kita, dan kepada Allah Bapa di surga. Oleh sebab itu dengan kepercayaan dan iman kita sebagai orang Katolik yang mencintai dan menghormati Bunda Maria, maka tak segan pula kita berdoa kepada Yesus melalui Bunda Maria. Kita percaya bahwa apa saja yang kita sampaikan melalui Bunda Maria, maka akan disampaikannya pula kepada Yesus dan kepada Bapa.
Berdoa kepada Yesus dengan perantaraan Bunda Maria menjadi amat lazim di kalangan umat Katolik. Jika kita berdoa kepada Bunda Maria sebenarnya apa yang diharapkan terjadi? Pertama-tama perlu ditekankan dan dijelaskan bahwa doa itu tidak mengubah Maria, melainkan sepatutnya mengubah kita yang memohon doa kepadanya itu. Maria yang penuh kasih itu menanggapi kasih Allah kepadanya dan kepada kita umat manusia. Kasih Maria yang terwujud selama hidupnya itu diabadikan dalam eksistensi surgawinya. Seperti halnya kasih Allah dan Yesus merangkul semua manusia, demikian pula kasih Maria yang ilahi itu merangkul mereka semua. Jadi jika kita memohon doa pada Bunda Maria, maka kita secara tidak langsung menyatakan keinginan untuk ikut serta menerima kasih Allah melalui Maria dan sekaligus ikut menyatukan kasih dengan kasih Maria kepada Allah dan Yesus. Dengan kata lain kita ingin agar apa yang telah terwujud dalam diri Bunda Maria terwujud pula dalam diri kita.
Doa-doa kepada Bunda Maria misalnya seperti doa rosario, doa novena tiga kali Salam Maria, doa Litani Santa Maria, dan lain-lain kerap kali didoakan oleh umat Katolik baik secara pribadi maupun berkelompok. Dari sekian banyak bentuk doa kepada Bunda Maria, satu struktur doa yang paling umum dan resmi yaitu doa “Salam Maria” yang selengkapnya baru muncul menjelang tahun 1500. Doa “Salam Maria” memang merupakan satu bentuk doa resmi Gereja yang pendek dan sederhana. Doa ini hampir selalu ada di dalam setiap bentuk-bentuk doa lainnya yang ada di dalam Gereja Katolik.
Doa “Salam Maria” terdiri dari 2 bagian: bagian pertama merupakan penyatuan 2 ayat Injil Lukas yaitu salam yang disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria (Luk. 1:28) dan pujian yang diucapkan Elisabet (Luk. 1:42) Pujian ini maksudnya memuji Maria sebagai orang pilihan Allah dan ibu Yesus, pujian ini terarah kepada Maria sendiri tetapi dasarnya bukan Maria, melainkan Allah dan Yesus Kristus. Pujian ini tak lain merupakan ungkapan rasa kagum terhadap Maria sebagai hasil karya Allah atau masterpiece Allah. Sedangkan bagian kedua dari doa “Salam Maria” ini merupakan doa permohonan yang ditujukan kepada Bunda Maria sendiri. Permohonan ini merupakan permohonan agar Bunda Maria berkenan mendoakan si pendoa.
Bagian Pertama Doa “Salam Maria”
Salam Maria
Secara harafiah berarti “bergembiralah Maria”. Salam malaikat Gabriel ini membuka doa Ave. Allah sendiri yang memberikan salam itu melalui malaikat Gabriel yang diutus-Nya. Doa kita berani mengambil alih salam kepada Maria, dengan memandang hamba yang hina (bdk. Luk. 1:48), seakan-akan dengan mata Allah dan mengambil bagian dalam kegembiraan yang Allah alami karena Maria. (bdk. Zef. 3:17b)
Penuh rahmat, Tuhan sertamu
Maria penuh rahmat, karena Tuhan ada sertanya. Rahmat yang memenuhi dia seluruhnya adalah kehadiran Dia yang merupakan sumber segala rahmat. “Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai Puteri Yerusalem!... Tuhan Allahmu ada di antaramu.” (Zef. 3:14.17a) Maria, yang didalamnya Tuhan sendiri berdiam, merupakan puteri Sion secara pribadi, Tabut Perjanjian dan tempat di mana kemuliaan Tuhan bertahta. Ia adalah “kemah Allah di tengah-tengah manusia” (Why. 21:3). “Penuh rahmat”, Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia yang mengambil tempat tinggal di dalamnya dan hendak ia berikan kepada dunia.
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus
Pada bagian ini setelah salam yang diberikan oleh malaikat Gabriel, kita beralih kepada sapaan yang diucapkan oleh Elisabet ketika Maria mengunjungi dia. Elisabet yang dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus (Luk. 1:41) merupakan orang pertama dari sederetan panjang angkatan-angkatan yang menyebut Maria bahagia. Maria diberkati di antara semua perempuan (Luk. 1:42), karena ia telah percaya bahwa Sabda Allah akan dipenuhi. Maria diberkati karena ia dengan penuh iman telah menjawab “Ya” pada kehendak Allah. Atas dasar iman, semua bangsa mendapat berkat melalui Abraham (Kej. 12:2-3), dan atas dasar iman, Maria telah menjadi Bunda sekalian kaum beriman. Karena Marialah, semua bangsa di dunia dapat menerima Dia yang adalah berkat Allah sendiri : “Yesus, buah tubuhmu yang terpuji.”
Bagian Kedua Doa “Salam Maria”
Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami
Elisabet yang merasa heran dan terkejut “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk. 1:43), juga menjadi keheranan kita karena Maria telah berkenan menjadi Bunda kita dan hendak membawakan Yesus Puteranya kepada kita. Maria yang adalah Bunda Tuhan telah menjadi Bunda kita manusia yang berdosa ini. Maria yang tak bernoda mencintai kita yang berdosa dan dengan kelembutan hatinya, Maria mau mendengarkan dan menerima segala kesusahan, keluh kesah dan permohonan kita. Maria bukan sekedar menerima dan mendengarkan begitu saja kemudian dilupakan atau diabaikan, namun Maria membawa segala permohonan dan ungkapan hati kita itu kepada Yesus, ia menyampaikan segala persoalan kita kepada Yesus. Maria berdoa bagi kita semua, sebagaimana ia berdoa bagi dirinya sendiri : ”Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk. 1:38) Kalau kita mau mempercayakan diri kepada doa-doanya, maka itu berarti bahwa kita pun menyerahkan diri bersama Maria kepada kehendak Allah. Kita menyerahkan diri melalui doanya yang amat luhur “Jadilah kehendak-Mu”.
Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati
Ketika kita berdoa dan menyampaikan permohonan kita kepada Bunda Maria supaya ia mendoakan kita, maka pada saat itu kita pun menyadari dan mengakui diri sebagai orang-orang berdosa yang membutuhkan belas kasihan, dan segera berpaling kepada “Bunda Kerahiman” yang kudus seutuhnya. Maria yang tanpa cela dan noda dosa meneruskan permohonan kita dan menyatukannya dengan doa-doanya yang suci dan murni. Hatinya yang murni seakan ikut menyucikan doa dan permohonan kita. Kita mempercayakan diri kita kepadanya “sekarang”, dalam kehidupan kita saat ini, hari ini. Setelah mempercayakan diri hari ini kepadanya, maka kepercayaan kita itu akan meluas lagi sehingga kita pun segera mempercayakan diri kita, kehidupan kita di waktu yang akan datang, bahkan pada “waktu kematian kita” kepadanya pula. Kita berdoa dan berharap semoga di waktu akhir hidup kita itu, Maria bunda kita yang berbelas kasih berkenan sungguh-sungguh hadir, seperti pada waktu kematian Yesus Puteranya di atas kayu salib, dan semoga ia menerima kita pada waktu kematian kita sebagai ibu kita. Dengan kehadirannya dan penyertaannya, kita percaya bahwa pada saat ajal kita nanti, Bunda Marialah yang akan menghantar dan mengiringi perjalanan kita menuju kepada persatuan dengan Puteranya Yesus Kristus dan akhirnya memasuki kebahagiaan abadi bersama-Nya di Firdaus yang telah dijanjikan-Nya itu. Bunda Maria merupakan jalan menuju Yesus yang akan membawa kita kepada Bapa di surga. Kita sungguh berharap dengan pertolongan dan doa-doa dari Bunda tersuci ini, kita akan beroleh keselamatan dan hidup kekal.
Doa “Salam Maria” yang amat pendek dan sederhana ini hampir setiap saat didoakan oleh kita sebagai umat Katolik yang beriman. Semoga doa-doa ini pun semakin membawa kita untuk lebih lagi menghormati Bunda Kristus dan mencintainya sebagaimana kita mencintai Kristus sendiri. “Bunda Maria, doakanlah kami anak-anakmu...”
Sumber: www.carmelia.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar