Sabtu, 06 Mei 2017

Jadi, Kristus itu apa?


Sepanjang sejarah hanya ada dua orang yang keberadaannya banyak dipertanyakan, dan pertanyaan yang diajukan kepada kedua orang itu bukanlah ‘siapakah dia?’ melainkan ‘dia itu apa?’; kedua orang tersebut adalah Yesus Kristus dan Budha. Jawaban yang muncul untuk masing-masing kedua orang ini sangatlah bertolak belakang. Budha secara tegas dan jelas mengatakan bahwa dia adalah benar-benar hanya manusia biasa, bukan Tuhan, atau Dewa. Sedangkan Yesus Kristus mengklaim dengan banyak cara yang menunjukan keilahian-Nya.

Problema identitas Yesus muncul dari data-data. Data-data tersebut adalah keempat Injil, dimana keempat Injil tersebut memberikan informasi kepada kita mengenai perbuatan Yesus yang mengklaim keilahian-Nya dan juga kesaksian orang lain yang mengklaim keilahian Yesus. Klaim-klaim mengenai keilahian Yesus sangatlah mengejutkan.

Yesus menyebut dirinya sendiri adalah “Anak Allah” – yaitu mempunyai kodrat yang sama dengan Allah. Seorang anak mempunyai kodrat, spesies, dan esensi yang sama dengan Bapaknya. Yesus memanggil Allah sebagai Bapaknya: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 14:9).

Yesus mengklaim bahwa Dia tidak memiliki dosa sama sekali: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (Yohanes 8:46). Dia juga mengklaim dapat mengampuni dosa-dosa manusia – segala jenis dosa, terhadap semua orang. Orang-orang Yahudi pada waktu itu banyak yang memprotes Dia: “Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”; namun jika dibandingkan dengan para modernis jaman sekarang yang sering merasa “alergi” terhadap klaim tersebut, orang-orang Yahudi jaman itu merupakan para teolog yang lebih jernih berpikir dibanding mereka. Yang berhak dan dapat mengampuni segala dosa hanya ada satu dan Dialah yang terhina oleh dosa-dosa tersebut yaitu Allah. Jika dicontoh ke diri kita sendiri: kita hanya dapat mengampuni mereka untuk dosa mereka terhadap kita, tetapi bukan dosa mereka terhadap orang lain. Hanya Allah yang dapat mengampuni segala jenis dosa, terhadap semua orang.

Yesus juga mengklaim bahwa Dia datang untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Dia berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”. Dan Ia juga berkata bahwa Dia datang dari Surga, turun ke Bumi, dan Dia akan datang lagi kembali dari Surga pada akhir jaman untuk mengadili semua orang. Dan untuk itu bagi kita yang sambil menunggu kedatangan Yesus Kristus kembali, Dia memberikan tubuh dan darah-Nya untuk kita supaya kita memperoleh kehidupan kekal.

Yesus juga mengganti nama Simon (murid-Nya) menjadi Petrus. Penggantian nama bagi orang Yahudi adalah wewenang yang hanya dapat dilakukan oleh Allah, bahwa nama bukan hanya berupa label pengenal bagi manusia, namun diberikan oleh Allah sendiri kepada setiap manusia. Dalam kitab Perjanjian Lama, hanya Allah yang dapat mengganti nama dan takdir seseorang – Abram menjadi Abraham, Sarai menjadi Sarah, Jacob menjadi Israel. Bagi Yahudi ortodoks, orang yang mengganti namanya sendiri akan diberi sangksi ekskomunikasi.

Yesus selalu mengatakan agar semua orang mengarah kepada Dia (diri-Nya sendiri), “Datanglah kepada-Ku.” Sedangkan Budha berkata, “Jangan melihat kepada saya, tapi lihatlah kepada dharma-ku (doktrin).” Budha berkata, “Jadilah terang bagi dirimu sendiri.” sedangkan Yesus berkata, “Akulah terang dunia.”

Yesus melakukan mukjizat-mukjizat yang sangat luar biasa, sangat besar, sangat banyak dan kebangkitan dari mati adalah bukti keilahian-Nya.

Dan klaim dari Yesus yang paling jelas dan sangat mengejutkan adalah Dia menyadari bahwa penyaliban (atau hukuman mati) akan ditimpakan kepada-Nya dengan mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yohanes 8:58). Yesus menyatakan dan mengklaim nama yang di-sakral-kan yaitu nama dinyatakan oleh Allah kepada nabi Musa, nama yang dikenakan oleh Allah [“Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (Keluaran 3:14)]. Dan seandainya, jika benar Yesus Kristus itu bukan Tuhan, maka tidak ada orang lain yang pernah dalam sejarah selain Yesus yang melakukan penghujatan yang paling besar; dan bagi hukum Yahudi, tidak ada orang lain yang lebih pantas untuk dihukum mati dengan penyaliban selain Yesus.

Lalu siapakah Yesus Kristus?
Kita tidak dapat mempertanyakan hal ini tanpa secara implisit tanpa memilih sebuah jawaban. Pertanyaan yang sangat panjang penjelasannya baik pada waktu lampau atau saat ini. Untuk orang yang mempercayai klaim yang dinyatakan oleh Yesus dan klaim mengenai Dia akan mengatakan Yesus adalah Tuhan, dulu, saat ini dan selamanya. Karena keilahian tidak akan berubah, mati, atau hilang seiring waktu menjadi masa lampau. Dan oleh karena itu, jika Yesus benar-benar bangkit dari mati, maka Dia masih hidup, dan hingga saat ini Dia masih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar