Minggu, 06 November 2016

Api Penyucian


Menurut banyak orang sebetulnya ada tiga pintu: surga, neraka dan api penyucian. Karena mereka menganggap diri kurang baik untuk surga, dan juga tidak mau masuk neraka, maka api penyucian dipandang sebagai pintu yang “normal”. Tetapi api penyucian pun bukan pintu, juga bukan kemungkinan ketiga di samping surga dan neraka. Dalam bahasa resmi Gereja juga tidak disebut “api”, hanya “pencucian” (purgatorium) saja. Yang dimaksud ialah adanya tahap terakhir dalam proses pemurnian pada perjalanan kepada Allah.

Lalu mungkin ada dari kalangan luar gereja Katolik yang tidak familiar dengan istilah Purgatory atau Api Penyucian mempunyai batu sandungan:
Dapatkah kamu mejelaskan apakah itu Purgatory atau Api Penyucian? dan dimana istilah itu tertulis di Kitab Suci? Karena menurut pemahaman saya, Purgatory atau Api Penyucian itu hanya mulai dikenal sejak Gereja Katolik menjadikannya Dogma pada Konsili di Trent pada abad ke-16.
Tanggapan atas pertanyaan itu ada 2 bagian: Bagian pertama: Ya, memang kata ‘Purgatory’ atau ‘Api Penyucian’ atau terjemahan lainnya tidak ada di dalam Kitab Suci. Sama halnya dengan Trinity (Tritunggal, Trinitas), Natal, dan Ekaristi. Dan bagian kedua: Penekanan bahwa istilah Purgatory / Api penyucian ‘baru ditemukan’ menjadi dogma ajaran Gereja Katolik di Konsili Trent pada abad ke-16 adalah sangat dipaksakan; penekanan ini akan terdengar sangat konyol jika dibandingkan dengan pemahaman berikut: Bahwa istilah cell / sel pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1660-an, bukan berarti masa sebelum tahun 1660 pada tubuh kita tidak ada cell / sel. 

Kitab suci bukanlah sebuah kitab suci yang sangat sederhana dan mudah sehingga kita dapat menemukan semua istilah tertentu yang kita cari.

Nah, faktanya memang kata tersebut tidak terdapat di dalam Kitab Suci bukan berarti bahwa istilah atau kata tersebut tidak menunjukkan suatu yang benar ada di dalam Kitab Suci. Dengan demikian yang dapat kita pahami bahwa istilah Purgatory / Api penyucian walaupun tidak ada di dalam Kitab Suci namun substansi atau esensi dari doktrin Api Penyucian benar-benar ada di dalam Kitab suci.

Seperti di ayat berikut:
Matius 12:32 : Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.
Pada ayat di atas Yesus secara tidak langsung mengatakan bahwa ada dosa-dosa yang akan diampuni di dunia yang akan datang. Kita mengetahui bahwa dosa tidak dapat diampuni di Neraka; dan tidak perlu lagi pengampunan untuk dosa di Surga karena kita tidak ada dosa supaya dapat masuk Surga. Oleh karena itu menurut perkataan Yesus menunjukkan bahwa ada tempat lain dimana dosa DAPAT diampuni setelah masa di dunia yang kita hidupi ini.

Dan juga di ayat berikut:
1 Korintus 3:11-15 : Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Kira-kira apa yang Rasul maksudkan? Dia tidak mengatakan hal mengenai Neraka, karena dari ayat tersebut jelas mengatakan bahwa orang yang melalui api tersebut akan diselamatkan, sedangkan bagi yang telah di dalam Neraka akan binasa selamanya, dan begitu juga bagi yang telah ada di Surga akan hanya suka cita dan semua kesedihan akan dihapus. [Wahyu 21:4]

Dan juga di ayat berikut:
Matius 5:25-26 : Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Dari semua ayat Kitab Suci di atas berisi mengenai suatu “tempat” yang bukan Surga, dan juga bukan Neraka dimana proses pemurnian akan berlangsung sebelum memperoleh Surga. Kita menyebutya ‘Api Penyucian’ atau Purgatory.

Kiranya mungkin bahwa proses pemurnian itu belum selesai pada saat kematian. Maka kematian sendiri dapat menjadi pengalaman pemurnian itu. Pada saat kematian manusia melihat dirinya sendiri dalam keadaan yang sesungguhnya. Khususnya karena kematian itu berarti penyerahan kepada Allah, maka ketidakmurnian dialami sebagai ketidakcocokan yang menyakitkan. Apa yang lazim disebut “pengadilan”, dialami sebagai siksaan dan juga pemurnian. Kiranya itulah yang dimaksudkan dengan “api penyucian” yang terjadi pada saat kematian sendiri. Doa untuk jiwa-jiwa dalam api penyucian adalah doa untuk orang yang pada saat kematian sebetulnya belum siap menghadap Tuhan. Orang itu meninggal dalam persekutuan iman, yang disebut Gereja. Maka sudah sewajarnyalah bahwa “persekutuan para kudus” juga dihayati dalam doa untuk saudara-saudara itu, yang masih pada perjalanan menuju Tuhan. Api penyucian bukanlah “neraka sementara” (dengan api yang tidak begitu panas). Api penyucian ialah pengalaman sedalam-dalamnya, bahwa seseorang “mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang dilakukan” di hadapan Tuhan (Zef 3:11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar